RENCANAINDUK KELITBANGAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2022-2026 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 10 ayat (3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pedoman Penelitian dan Pengembangan di Kementerian Dalam Negeri dan PrestonE. James merupakan ahli geografi terkemuka dari Amerika Serikan. Menurut Preston, ilmu geografi adalah dasar (induk) dari segala jenis ilmu pengetahuan. 5. Alexander von Humboldt Alexander von Humboldt merupakan seorang polymath dan penjelajah dari Jerman yang semasa hidupnya juga mendalami geografi. KeberadaanPancasila. Masa Pengusulan Dalam sidang Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Jepang Jenderal Kuniaki Koisi, atas nama pemerintah Jepang mengeluarkan janji kemerdekaan Indonesia yang akan diberikan pada tanggal 24 Agustus 1945 hal ini merupakan janji politik. Sebagai realisasi dari janji tersebut Ditinjausecara historis filsafat merupakan ilmu tertua yang menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan. Di masa itu semua ilmu pengetahuan masih terg Filsafat, Ibu dari Anak-anak Pengetahuan - Kompasiana.com Homepage/ induk dari segala pengasihan. Tag: induk dari segala pengasihan. Khasiat dan Keutamaan Ayat Kursi Lengkap Beserta Sumbernya. By admin Posted on Desember 19, Isi Blog ini hanya bermaksud untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang keilmuan Leluhur. Recent Post. Cara Mengamalkan Ya Mujib Agar Hajad Cep Amalan Mudah Agar Filsafatberasal dari Bahasa Yunani philo yang berarti cinta dan Sophia yang berarti knowledge atau filsafat adalah “love of knowledge” “cinta pengetahuan”. Filsafat adalah ilmu yang mempelajari pertanyaan umum dan mendasar tentang eksistensi,pengetahuan,nilai,alasan,pikiran,dan Bahasa. Filsafat sendiri terbagi ke empat area ybfm. Filsafat dipandang sebagai induk dari segala ilmu karena filsafat telah berjasa dalam kelahiran berbagai disiplin ilmu, kajian, gagasan, serta aliran pemikiran sampai ideologi, hingga saat ini, baik dalam ilmu sosial seperti ilmu pemerintahan maupun ilmu alam seperti fisika. Apa alasan yang melatarbelakangi munculnya lahirnya aliran filsafat eksistensialisme? Eksistensialisme merupakan suatu aliran filsafat yang lahir karena latar belakang ketidakpuasan beberapa filusuf yang memandang bahwa filsafat pada masa Yunani ketika itu seperti protes terhadap rasionalisme Yunani, khususnya pandangan tentang spekulatif tentang manusia. Apakah semua orang bisa berfilsafat? Hampir setiap manusia dapat dikatakan sebagai seorang filsuf, artinya bahwa setiap orang itu mempunyai filsafatnya sendiri-sendiri. Apa induk dari ilmu pengetahuan? Filsafat yang sering disebut sebagai induk ilmu pengetahuan mother of science dapat menjadi pembuka dan sekaligus ilmu Page 9 9 pamungkas keilmuan yang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. Apakah sains berhubungan erat dengan filsafat? Sains masih terkait erat dengan filsafat bahkan theologi. Dalam karya Mulyadi Kartanegara 2006 yang berjudul ’Gerbang Kearifan’ dijelaskan bahwa tak ada objek ilmu satu pun yang tak berhubungan dengan dunia metafisik. Apakah istilah filsafat berasal dari kata philos? Istilah filsafat berasal dari dua kata Yunani yaitu philos yang berarti berarti kecintaan, senang, suka dan sophia yang berarti pengetahuan, hikmah, kebijaksanaan. Dengan berdasarkan hal tersebut, istilah filsafat bisa diartikan sebagai perihal mencintai kebijaksanaan atau mencintai ilmu. Siapa yang mengemukakan esensi filsafat? Fisikawan, filsuf, dan peneliti perdamaian Jerman Freiherr von Weizsäcker mengemukakan esensi filsafat secara singkat dengan kutipan terkenal “Filsafat adalah ilmu yang tidak dapat Anda bicarakan tanpa mempraktikkannya sendiri.” Dalam pengertian ini – pilih beberapa pertanyaan dari daftar berikut dan mulailah berfilsafat. Apakah filsafat ilmu pengetahuan adalah sebuah upaya untuk memahami ilmu pengetahuan? Secara umum, filsafat ilmu pengetahuan adalah sebuah upaya untuk memahami makna, metode, struktur logis dari ilmu pengetahuan, termasuk juga di dalamnya kriteria-kriteria ilmu pengetahuan, hukum-hukum, dan teori-teori di dalam ilmu pengetahuan. NilaiJawabanSoal/Petunjuk FILSAFAT Induk dari segala pengetahuan ILMU Pengetahuan atau kepandaian INDUNG Induk INANG Induk WISATA 1 bepergian bersama-sama untuk memperluas pengetahuan, bersenangsenang, dsb; bertamasya; 2 piknik; - bahari berwisata untuk menikmati alam laut; -... POKOK ...i pangkal ke atas pd - pohon asam itu banyak torehan-torehan; 3 uang yang dipakai sebagai induk dalam bel1}iaga; harga pembeIian, kain ini dijual di ... SOSIOLOGI Pengetahuan atau ilmu tt sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat; ilmu tt struktur sosial, proses sosial, dan perubahannya; - kota sosiologi pe... SUMBER 1 tempat keluar air atau zat cair; mata air ia mengambil air di -; di laut sekitar pulau itu ditemukan - minyak; 2 asal dalam berbagai arti i... KAPAL ...pang yang khusus untuk mengangkut jemaah haji; - induk kapal perang khusus di laut atau samudera untuk memuat pesawat terbang; - kerakas, ki kapal... PERKAMUSAN Segala hal yang berhubungan dengan kamus; pengetahuan tt kamus MUSABAB Sebab dari segala sebab SEPERINDUKAN Sekeluarga dari satu induk SENSUALISME Ajaran yang menganggap bahwa segala pengetahuan manusia itu didasarkan pd suatu hal yang dapat ditangkap oleh pancaindaria PEDALANGAN 1 segala sesuatu yang berkenaan dan berhubungan dengan penuturan cerita dan pertunjukan wayang; 2 pengetahuan atau seni dalang KESUSASTRAAN 1 perihal susastra; 2 ilmu atau pengetahuan tt segala hal yang bertalian dengan susastra; 3 bukubuku tt sejarah susastra EMPIRISME 1 aliran ilmu pengetahuan dan filsafat berdasarkan metode empiris; 2 teori yang mengatakan bahwa pengalaman adalah satusatunya sumber segala pengetahuan KEBATINAN 1 keadaan batin dalam hati; segala sesuatu yang mengenai batin; 2 ilmu yang menyangkut masalah batin; mistik; 3 ajaran atau kepercayaan bahwa penge... POLITIK Pengetahuan mengenai ketatanegaraan SARANG ...k biasanya berwarna cokelat tanah; indung madu; induk madu; - nanah tempat nanah mengumpul di dalam bisul; - penjahat sarang penyamun; - penyakit... ALAT 1 barang yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu; perkakas; perabotan - tukang kayu; - pertanian; 2 barang yang diapakai untuk mencapai suatu mak... BABON Naskah Asli; Induk EDITORIAL Induk Karangan SAINS Ilmu pengetahuan OMNIVOR Hewan pemakan segala SENTOSA Bebas dari segala kesukaran dan bencana Ilustrasi Kunci Jawaban TTS Bukti Ilmu Pengetahuan Berdasarkan Percobaan. Sumber menjawab soal TTS diperlukan wawasan yang luas. Semakin kita memiliki banyak wawasan maka dalam mengerjakan soal teka-teki tersebut akan semakin mudah. Salah satunya seperti soal bukti ilmu pengetahuan berdasarkan percobaan TTS berikut Jawaban Permainan TTS Bukti Ilmu Pengetahuan Berdasarkan PercobaanIlustrasi Kunci Jawaban TTS Bukti Ilmu Pengetahuan Berdasarkan Percobaan. Sumber heran bila seseorang yang gemar bermain teka-teki silang akan sangat baik juga ketika berdiskusi tentang ilmu pengetahuan umum. Karena ternyata dalam soal teka-teki silang sangat banyak soal yang membahas hal terkait ilmu adalah pengetahuan tentang bidang tertentu yang dibuat secara sistematis. Jika dipandang secara holistik, maka ilmu adalah kumpulan pengetahuan berdasarkan sumber dan teori yang telah disepakati secara bersama. Sehingga soal TTS dapat di setting menarik terkait hal satunya adalah untuk soal TTS bukti ilmu pengetahuan berdasarkan percobaan jawabannya. Jawabannya sangat memotivasi kita untuk belajar lebih luas lagi. Maka dari itu berikut jawaban untuk soal TTS bukti ilmu pengetahuan berdasarkan EmpirisBerdasarkan buku "Kimia Dasar JL. 1" halaman 42 yang ditulis oleh Raymond Chang, kata empiris berarti diturunkan dari percobaan. Ilmu pengetahuan yang telah selesai diuji cobakan dan hasilnya sesuai dengan hipotesa yang ada maka hal itu terbukti nyata dan disebut StatistikaStatistika adalah sebuah ilmu yang mempelajari bagaimana cara merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, lalu menginterpretasikan, dan akhirnya mempresentasikan data selama masa percobaan. Singkatnya, statistika adalah ilmu yang bersangkutan dengan suatu data untuk laporan percobaan. Istilah statistika berbeda dengan EmpirismeBerbeda dari empiris, empirisme adalah aliran ilmu pengetahuan dan filsafat berdasarkan metode empiris, teori yang mengatakan bahwa pengalaman adalah satusatunya sumber segala Kunci Jawaban TTS Bukti Ilmu Pengetahuan Berdasarkan Percobaan. Sumber Reliabilitas Reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah dilakukan percobaan berulang-ulang terhadap ValiditasUji validitas adalah pengujian yang dilakukan guna untuk mengetahui seberapa cermat suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur meskipun dilakukan dalam perocobaan yang berkali kali bahkan dengan kondisi yang berbeda. Itulah 5 jawaban yang dapat dijadikan jawaban untuk soal TTS bukti ilmu pengetahuan berdasarkan percobaan. Dalam memilih jawabannya dapat disesuaikan dengan jumah kotak pada teka-teki tersebut. NDA NilaiJawabanSoal/Petunjuk FILSAFAT Induk dari segala pengetahuan KESUSASTRAAN 1 perihal susastra; 2 ilmu atau pengetahuan tt segala hal yang bertalian dengan susastra; 3 bukubuku tt sejarah susastra EMPIRISME 1 aliran ilmu pengetahuan dan filsafat berdasarkan metode empiris; 2 teori yang mengatakan bahwa pengalaman adalah satusatunya sumber segala pengetahuan KEBATINAN 1 keadaan batin dalam hati; segala sesuatu yang mengenai batin; 2 ilmu yang menyangkut masalah batin; mistik; 3 ajaran atau kepercayaan bahwa penge... POLITIK Pengetahuan mengenai ketatanegaraan SOSIOLOGI Pengetahuan atau ilmu tentang sifat, perilaku, dan perkembangan masyarakat ILMU Pengetahuan atau kepandaian SAINS Ilmu pengetahuan MUALAMAT Ilmu pengetahuan, maklumat, makrifat, pengetahuan IPS Ilmu pengetahuan sosial IPA Ilmu pengetahuan alam PIA Pengetahuan Ilmu Alam ILMIAH Bersifat ilmu pengetahuan SAINTIS Orang yang ahli dalam ilmu pengetahuan, ilmuwan EKSAKTA Ilmu pasti AKADEMIS Bersifat ilmiah ilmu pengetahuan FIB Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya ILMUWAN Orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan LIPI Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia INDOLOGI Ilmu pengetahuan tentang Indonesia SCIENCE Ilmu pengetahuan bahasa Inggris IPTEK Ilmu pengetahuan dan teknologi akronim RISET Selidik demi ilmu pengetahuan MULTIDISIPLIN Berbagai disiplin ilmu pengetahuan ORNITOLOGI Ilmu pengetahuan tt burungburung Abstract Almost scientist has many experiences in analyze philosophy. They consider that philosophy as a center of all of knowledges. In this case, philosophical activity is one of an important thing in finding the truth. Philosohpy has success to arrange or to formulate the rules to get the true knowledge then develop it well. Because of philosophy some knowledge has got great achievment, so it is considered that knowledge as powerfull. Historically, knowledge has experienced several deveplopment. But ironically knowledge development makes the scientist understimated the philoshopy. But in the end when knowledge has been bewelderingly complicated they come back to philosophy as intrument to reconstruct the knowledge its self. This research has conducted to analyze about the philosohy and knowledge and also the correlation both of them. As library research this project has discussed radically number sources to support the proccess of analyzing. Finally, researcher can conclude the role of philosophy to build sistematically knowledge and also the role of knowledge to understand how important the philosophy in the deveplopment of knowledge its self. Keyword Philosophy, Knowledge, Development of Knowledge. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free 1 DIALEKTIKA FILSAFAT DAN PENGETAHUAN Moh. Bahrudin Al-Waroqot Islamic Boarding School bahrudin2308 Abstract Almost scientist has many experiences in analyze philosophy. They consider that philosophy as a center of all of knowledges. In this case, philosophical activity is one of an important thing in finding the truth. Philosohpy has success to arrange or to formulate the rules to get the true knowledge then develop it well. Because of philosophy some knowledge has got great achievment, so it is considered that knowledge as powerfull. Historically, knowledge has experienced several deveplopment. But ironically knowledge development makes the scientist understimated the philoshopy. But in the end when knowledge has been bewelderingly complicated they come back to philosophy as intrument to reconstruct the knowledge its self. This research has conducted to analyze about the philosohy and knowledge and also the correlation both of them. As library research this project has discussed radically number sources to support the proccess of analyzing. Finally, researcher can conclude the role of philosophy to build sistematically knowledge and also the role of knowledge to understand how important the philosophy in the deveplopment of knowledge its self. Keyword Philosophy, Knowledge, Development of Knowledge. Pendahuluan Hampir semua ilmuwan sepakat bahwa filsafat adalah mater scientiarium atau induk segala ilmu pengetahuan. Hal itu adalah fakta, bahwa berpikir secara filsafat adalah suatu pola pikir yang mendobrak kejumudan tradisi. Filsafat juga telah berhasil merumuskan dan mengembangkan cara berpikir rasional, luas dan mendalam, teratur dan terang, integral dan koheren, metodis dan sistematis, logis, kritis, dan analitis. Karena itu, pengetahuan pun semakin tumbuh subur dan dan menjadi dewasa. Berkat filsafat, ilmu pengetahuan mengalami pencapaian yang gemilang, sehingga dianggap juga bahwa pengetahuan adalah sesuatu yang maha kuasa. Ketika pengetahuan mencapai tingkat kedewasaan yang cukup, kemudian satu persatu pengetahuan meninggalkan filsafat dan menjadikan dirinya sebagai disiplin yang mandiri. Ironisnya, perkembangan pengetahuan yang sangat pesat tersebut menjadikan kalangan intelektual sinis terhadap filsafat. Filsafat dianggap “kuno” dan “tua”. Tetapi, di kemudian hari, ketika pengetahuan berpengaruh secara destruktif terhadap kehidupan manusia, misalnya pengetahuan tentang bom 2 yang meledakkan dan membunuh banyak orang, pengetahuan tentang rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global, satu persatu disiplin ilmu kembali pada filsafat. Ketika keadaan menjadi demikian, kemudian orang-orang yang mengaku filsuf menyatakan bahwa, pengetahuan berada di dalam filsafat dan bukan sebaliknya. Filsafat berada di luar segala disiplin ilmu, tetapi segala disiplin ilmu berada dalam diri filsafat. Maka pertanyaannya sekarang, bagaimana filsafat berhubungan dengan ilmu pengetahuan sehingga keduanya tidak bisa dilepaskan dan di sisi lain saling ingin menguasai. Definisi Filsafat Menurut sejarah, istilah philosophia pertama kali digunakan oleh Phytagoras sekitar abad ke-6 SM. Ketika diajukan pertanyaan kepadanya, “apakah Anda termasuk orang yang bijaksana?” dengan rendah hati Phytagoras menjawab, “saya hanya seorang philosophos, “pecinta kebijaksanaan” lover of wisdom.Sebelum Phytagoras memberikan pengertian terhadap filsafat, orang-orang cenderung arogan, dengan menyatakan bahwa seorang ilmuwan adalah juga seorang filsuf. Selain itu, filsafat dianggap hanya berkaitan dengan ketuhanan dan kemanusiaan. Karena itu kemudian, Phytagoras memberi suatu pendapat bahwa, manusia adalah pencari kebijaksanaan filsuf dan Tuhanlah yang memiliki kebijaksanaan wisdom.Jadi, seorang filsuf bukan pemilik kebijaksanaan atau kebijaksanaan itu sendiri, ia hanya sekedar pecinta dan pencari kebijaksanaan yang ditemukan dan dicapai dengan cara berpikir filsafati. Suatu cara berpikir yang menyeluruh terhadap apa yang ada sambil bertanya-tanya dengan apa ia ada?Secara etimologi, istilah “filsafat” merupakan padanan kata falsafah bahasa Arab dan philosophy bahasa Inggris, yang berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata, philos dan Sophia. Kata philos berarti cinta love atau sahabat, dan Sophia berarti kebijaksanaan wisdom. Sehingga bisa ditarik kesimpulan etimologis bahwa filsafat berarti love of wisdom cinta kebijaksanaan sebagaimana reaksi Phytagoras terhadap sekelompok orang yang dengan arogan mengaku dirinya sophist. Untuk memperluas pengertian, penting juga melihat pengertian filsafat dari sisi terminologis istilah. Karena banyak juga istilah-istilah yang diajukan oleh filsuf. Karena dari mereka, muncul beragam konsep dan Koento Wibisono, dkk., Dasar-Dasar Filsafat Jakarta Universitas Terbuka,1989, 13. Loekisno Choiril Warsito, dkk, Pengantar Filsafat Surabaya, IAIN SA Press, 2011, 3. Al Farabi menyatakan bahwa filsafat adalah al ilm bil maujudat bima hiya maujudah pengetahuan tentang apa yang ada dan dengan apa ia ada. Konsentrasi pengetahuan juga difokuskan pada pengetahuan sifat kebijaksanaan Tuhan. Ali Maksum, Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik hingga Postmodernisme Jogjakarta Ar-Ruz Media, 2009,15. 3 definisi, sehingga ada yang mengatakan bahwa jumlah konsep dan definisi filsafat sama banyaknya dengan ahli filsafat itu sendiri. Sedangkan Menurut Jacques Derrida sebagaimana dikutip oleh Eko Ariwidodo filsafat dalam ungkapan Derrida Filsafat ingin menjaring segala persoalan ke dalam suatu mathesis universalis atau rumusan universal yang mampu menuntaskan ini dikemukakan beberapa pendapat dari para filsuf tentang definisi filsafat. 1. Plato filsafat adalah pengetahuan tentang segala yang ada; 2. Aristoteles filsafat merupakan metode atau cara yang digunakan untuk menyelidiki sebab dan asas suatu benda; 3. Al Farabi filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam, yang maujud ada dan bertujuan menyelidiki hakikat yang sebenarnya; 4. Immanuel Kant filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup di dalamnya terdapat 4 persoalan, yaitu; 1 apakah yang dapat kita ketahui metafisika, 2 apakah yang boleh kita kerjakan etika, 3 sampai dimanakah harapan-harapan kita agama, 4 apakah yang dinamakan manusia antropologi. 5. Harun Nasution filsafat adalah berfikit menurut tata tertib logika dan bebas tidak terikat tradisi, agama.Pengertian dari para filsuf tentang filsafat diatas menjadi suatu acuan bahwa filsafat adalah suatu pengetahuan tentang metode berpikir secara radikal, logis-sistematis, dan universal terhadap apa yang ada yang berkaitan erat dengan metafisika, etika, agama, dan manusia. Penjabarannya, berfilsafat berarti berpikir radikal mendasar, mendalam, sampai ke akar-akarnya, logis-sistematik teratur, runtut, dan tidak serampangan untuk mencapai kebenaran universal umum, terintegral, dan tidak khusus serta tidak parsial. Objek Filsafat Setiap pengkajian, tidak pernah terlepas dari objek yang dikaji. Demikian juga dengan filsafat. Ia memiliki dua objek kajian yakni berupa objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang dijadikan sasaran penyelidikan, sedangkan objek formal adalah metode untuk memahami objek material tersebut, seperti pendekatan induktif dan deduktif. Karena itu objek material filsafat adalah segala yang ada. Segala yang ada mencakup ada yang tampak dan ada yang tidak tampak. Ada yang tampak adalah dunia empiris, sedangkan ada yang tidak tampak adalah alam Ariwidodo, “Logosentrisme Jacques Derrida Dalam Filsafat Bahasa”, Karsa, Vol. 21, Desember 2013, 341. Ahmad Hanafi, Pengantar Filsafat Islam Jakarta Bulan Bintang, 1990, 3. Amsal Bakhtiar, Filsafat Ilmu Jakarta Rajawali Pers, 2012, 1. 4 Berkenaan dengan “ada” ini sebagian filsuf membagi material filsafat pada tiga bagian, yaitu yang ada dalam alam empiris, yang ada dalam alam pikiran, dan yang ada dalam kemungkinan. Sedangkan objek formal filsafat adalah, metode untuk mencari keterangan secara radikal sedalam-dalamnya, sampai keakarnya tentang objek material filsafat. Objek formal ini menjadi suatu sudut pandang yang universal dan rasional. Fungsi Filsafat Permasalahan berikutnya, ketika filsafat diyakini secara positif menjadi suatu proses berpikir secara radikal dengan objek material dan formalnya, maka pertanyaannya, sejauh mana filsafat dapat memenuhi harapan-harapan manusia. Karena dengan filsafat, manusia memiliki hasrat untuk memenuhi kebutuhannya untuk hidup bijaksana. Tidak dapat dipungkiri, manusia memiliki lompatan-lompatan dahsyat memiliki inisiatif yang kadang disebut melompati zaman di mana ia hidup. Hal ini menyebabkan manusia merasa terasing dengan lingkungan bahkan dengan dirinya, serta merasa hidupnya tidak begitu bermakna. Karena itu, filsafat memberikan kepada manusia keinsafan dan pandangan jauh ke depan serta arti pentingnya hidup. Filsafat berfungsi sebagai upaya menjernihkan kepercayaan-kepercayaan pokok yang pada akhirnya menentukan tekanan perhatian yang ada pada dasar Pengetahuan Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar knowledge is justified true belief.Selain itu, dalam kamus filsafat diungkapkan bahwa pengetahuan knowledge adalah proses kehidupan yang diketahui manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam peristiwa ini yang mengetahui subjek memiliki yang diketahui objek di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui pada dirinya sendiri dalam kesatuan pengertian di atas, merupakan gabungan dari metode memperoleh pengetahuan; empirisme dan rasionalisme. Mengenai metode Endang Saefuddin Ashari, Ilmu,Filsafat dan Agama Surabaya Bina Ilmu, 1987, 87. ibid., 101 Amsal Bakhtiar, Filsafat,85. Loren Bagus, Kamus Filsafat Jakarta Gramedia, 1996, 803 5 yang pertama, paling tidak sejak zaman Aristoteles terdapat teori epistemologi yang kuat dengan mendasarkan diri pada pengalaman manusia. Kaum ini memegang teguh pendapat bahwapengetahuan manusia dapat diperoleh lewat pengalaman. Jika kita sedang berusaha untuk meyakinkan seorang empiris bahwa sesuatu itu ada, dia akan berkata “Tunjukkan hal itu kepada saya”. Dalam persoalan mengenai fakta maka dia harus diyakinkan oleh pengalamannya metode yang kedua memiliki keyakinan bahwa berpikir adalah instrument utama untuk memperoleh pengetahuan, yang kemudian diekspresikan oleh Descartes dalam bahasa Latin cogito, ergo sum saya berpikir maka saya ada. Senada dengan Descartes, Plato pun memiliki suatu meno, dia berdalil, bahwa untuk mempelajari sesuatu, seseorang harus menemukan kebenaran yang sebelumnya belum diketahui. Tetapi jika dia belum mengetahui kebenaran tersebut, bagaimana dia bisa mengenalinya? Plato mengatakan bahwa seseorang tidak dapat mengatakan apakah suatu pernyataan itu benar kecuali kalau dia sebelumnya sudah tahu bahwa itu benar. Kesimpulannya adalah bahwa manusia tidak mempelajari apa pun; ia hanya “teringat apa yang telah dia ketahui” permasalahan pendefinisian muncul, sebuah konsep diajukan, bahwa pengetahuan harus dapat dibuktikan secara pasti self-evident kebenarannya, tetapi sekali lagi ketika pengertian ini diambil, bukti yang yang pasti pun tidak dapat memberi akurasi yang tepat, karena bisa jadi seseorang meyakini pesawat yang berbunyi demikian keras di langit sana, tetapi wujudnya tidak nampak karena berada pada posisi tertutup awan, atau sudah jauh melesat, padahal salah satu buktinya sudah ada. Objek Pengetahuan Berbeda dengan filsafat, objek pengetahuan lebih banyak bersifat spesifik. Objek pengetahuan didasarkan pada sesuatu yang dapat dijangkau dan menjadi pengetahuan. Karena pada hakekatnya, objek pengetahuan adalah apa yang ada atau wujud, maujudat entitas-entitas yang wujud. Menurut Langeveld dalam Menuju ke Pemikiran Filsafat, objek pengetahuan dibedakan menjadi tiga1. Objek empiris objek rasa, yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya ada dapat ditangkap oleh indra lahir dan indra batin; 2. Objek ideal objek bukan rasa, yaitu objek yang pada dasarnya tiada dan menjadi ada berkat kegiatan akal; Stanley M. Honer dan Thomas C. Hunt, metode dalam mencari pengetahuan rasionalisme, empirisme dan metode keilmuan dalam Jujun S. Suriasumantri Ilmu dalam Perspektif Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 2003, 102 Ibid., 99. Muhammad In’am Esha, Menuju Pemikiran Filsafat, Malang, UIN-Maliki Pres 2010, 102 6 3. Objek transenden objek luar rasa, yaitu objek yang pada dasarnya ada, tetapi berada di luarjangkauan pikiran dan perasaan manusia. Penjelasannya, objek empiris adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman baik lahir maupun batin. Hal yang terjangkau lewat indera lahir disebut objekfisis, misalnya batu, gunung, dan suara, wewangian, dan rasa pahit. Hal yang terjangkau lewat indera batin disebut objek psikis seperti sedih, murung, benci, dan congkak. Objek ideal adalah sesuatu yang berada dalam ruang pikiran. Objek ini semula tidak ada, tetapi kemudian menjadi ada setelah melalui proses berpikir. Hasil pikiran yang masih di dalam pikiran baik berupa renungan atau ide pikiran inilah yang dimaksud objek ideal. Tetapi ketika ide dan renungan itu direalisasikan dalam wujud teknologi misalnya, atau siasat politik, maka dia menjadi objek empiris. Objek transenden, adalah sesuatu yang memang ada, tetapi tidak bisa dijangkau oleh kemampuan manusia baik pengalaman maupun pikirannya. Ia hanya diyakini adanya dan yang dapat diraih hanya gejalanya saja. Dari objek ini, kemudian lahir berbagai kajian pokok pengetahuan yang dikenal dengan ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Ontologi sendiri merupakan teori tentang ada dan realitas, dalam kajian ini yang terpenting adalah mengenal “ada” dan “apa” tentang suatu adalah bagaimana sesuatu datang dan bagaimana kita mengetahuinya, serta bagaimana membedakannya dengan yang lain. Lebih khususnya, ia adalah pengetahuan tentang batasan. Sedangkan aksiologi, adalah penerapan pengetahuan, jadi dibahas mlai dari klasifikasinya, kemudian dengan melihat tujuan pengetahuan itu sendiri, akhirnya dilihat perkembangannya. Aksiologis lebih pada sisi praktis. Titik Temu Filsafat dan Pengetahuan Sejarah mencatat bahwa filsafat dan ilmu pengetahuan memiliki hubungan yang sangat intens, walaupun pada akhirnya pengetahuan memisahkan diri menjadi disiplin yang lebih spesifik. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Pengetahuan yang demikian pesat, kemudian kehilangan tujuannya, pengetahuan mengalami kemajuan yang buta. Sebab itulah pada akhirnya setiap disiplin ilmu kemudian kembali pada filsafat. Misalnya ilmu agama, memiliki filsafat agama, ilmu pendidikan memiliki filsafat pendidikan, filsafat politik dan seterusnya. Pikiran sama sekali berbeda dengan otak, pikiran adalah sesuatu yang ada dengan isi yang dapat dipertanggungjawabkan. Muhammad In’am Esha, Menuju, 102 Inu Kencana Syafiie, Pengantar Filsafat Bandung PT. Refika Aditama, 2007 25 7 Kedekatannya itu terjadi karena baik filsafat maupun pengetahuan sama-sama memiliki metode, sistem, koherensi dan mempunyai objek. Perbedaan keduanya hanya dikarenakan filsafat mempelajari seluruh realitas, sedangkan ilmu pengetahuan hanya mempelajari satu realitas atau bidang tertentu. Filsafat adalah induk semua ilmu pengetahuan yang memberi sumbangan dan peran sebagai induk yang melahirkan dan membantu mengembangkan ilmu digarisbawahi, walaupun filsafat merupakan induk dari segala ilmu, filsafat akan sangat kelelahan jika tidak dibantu oleh pengetahuan. Ia memerlukan data dari pengetahuan. Jika seorang filsuf hendak menyelediki politik, maka ia perlu tahu tentang politik yang dikandung dalam ilmu politik. Atau misalnya, jika hendak meneliti tentang permasalahan sosial, filsafat membutuhkan sosiologis untuk memahami sesuatu secara menyeluruh. Karena sebagaimana diungkapkan di depan, salah satu proses berfilsafat adalah berangkat dari apa yang ada kemudian dilakukan pengkajian terhadap apa yang ada tersebut. Keduanya memiliki persamaan dan perbedaan yang begitu halus. Keterikatannya dilalui oleh proses dialektika—walapun sebelumnya adalah kesatuan. Persamaan filsafat dan ilmu pengetahuan adalah 1. Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelediki objek selengkap-lengkapnya sampai ke Keduanya berpijak pada fakta dan kebenaran 3. Keduanya sama-sama memiliki metode dan objek kajian yang sistematis dan koheren. Sedangkan perbedaannya, adalah sebagai berikut; 1. Obyek Material lapangan filsafat bersifat universal umum yaitu segala sesuatu yang ada realita sedangkan obyek material ilmu pengetahuan bersifat khusus dan empiris. 2. Penutup Ketika ilmu pengetahuan meneliti objek secara “kausalitas”. Misalnya “bagaimana” suatu bangunan terjadi, dan “kenapa” ia dibangun, maka filsafat meneliti secara radik “apa itu” bangunan, sejauh mana bangunan itu dapat memberikan kontribusi bagi manusia, baik yang membangun ataupun yang ada di dalam bangunan itu kelak. Mahmud Manan, Pengantar Filsafat Surabaya IAIN SA Press, 2011 34 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, Pengantar Filsafat Surabaya IAIN SA Press, 2011, 44. 8 Ilustrasi ini memberi kenyataan bahwa antara filsafat dan ilmu pengetahuan berbeda, tetapi keduanya memiliki koherensi yang sangat erat. Sehingga kehilangan salah satunya, menjadi suatu kepincangan, sebagaimana roda depan dan belakang sebuah kendaraan, keberadaan keduanya memanglah berbeda, tetapi kehilangan keduanya, atau salah satunya merupakan sumber malapetaka. Karenanya, jika pun hubungan itu dianggap suatu dealektika, itu sangat bisa diterima. Sebab, dari pertentangan dan persamaan itu, muncullah filsafat ilmu yang menyerap berbagai teori dalam filsafat. Bahkan objek yang dipakai dalam filsafat ilmu adalah objek yang ada dalam filsafat secara khusus, misalnya objek material dan objek formal. Pertentangan yang terjadi sebelum ini, adalah suatu pertentangan untuk menginsafi keberadaannya masing-masing. Keduanya saling berpikir tentang kebenaran dan kebijaksanaan. Dalam hal ini penting melihat pandangan John Dewey yang tidak membedakan pengetahuan dengan kebenaran antara knowledge dengan truth. Jadi pengetahuan itu harus benar, kalau tidak benar adalah kontradiksi. Bertitik tolak dari kebenaran, dan kebenaran adalah pengetahuan, maka filsafat adalah pengalaman tentang pengetahuan itu sendiri, filsafat dalam kajian pengetahuan secara tidak langsung dapat diposisikan sebagai bagian integral. Burhanuddin Salam, Logika Materiil Jakarta Rineka Cipta, 2003, 28 9 DAFTAR PUSTAKA Ariwidodo, Eko, “Logosentrisme Jacques Derrida Dalam Filsafat Bahasa”, Karsa, Vol. 21, Desember 2013. Wibisono, Koento. dkk. Dasar-Dasar Filsafat. Jakarta Universitas Terbuka,1989. Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Filsafat, Surabaya IAIN SA Press, 2011. Maksum, Ali. Pengantar Filsafat Dari Masa Klasik hingga Postmodernisme. Jogjakarta Ar-Ruz Media, 2009. Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam. Jakarta Bulan Bintang, 1990. Bakhtiar, Amsal. Filsafat Ilmu. Jakarta Rajawali Pers, 2012. Ashari, Endang Saefuddin. Ilmu,Filsafat dan Agama. Surabaya Bina Ilmu, 1987. Bagus, Loren, Kamus Filsafat. Jakarta Gramedia, 1996. Suriasumantri, Jujun S. Ilmu dalam Perspektif, Jakarta Yayasan Obor Indonesia, 2003. Esha, Muhammad In’am. Menuju Pemikiran Filsafat. Malang, UIN-Maliki Press 2010. Syafiie, Inu Kencana. Pengantar Filsafat Bandung PT. Refika Aditama, 2007. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Eko AriwidodoMakna tidak pernah hadir kecuali dalam intertekstualitas tanda. Derrida mengajak untuk melampaui bahasa, yakni melampaui bahasa yang telah dikonstruksi oleh beban makna, seperti yang dihasilkan oleh sistem linguistik dan logika. Melampaui bahasa berarti melampaui bahasa sebagai sarana bagi pikiran yang ingin mengartikulasikan makna kepada pembaca ataupun pendengarnya. Hubungan antara bahasa dan pikiran adalah hubungan yang timpang. Pikiran selalu diperlakukan lebih tinggi danpada kata-kata, Pikiran menjadi sumber dari bahasa, sementara bahasa hanyalah kepanjangan tangan dari pikiran. Bahasa bertugas menyampaikan sesuatu yang ingin diekspresikan oleh pikiran. Derrida menolak supremasi pikiran sebagai fakultas tersendiri yang bebas dari bahasa, dan sebaliknya menegaskan bahwa pikiran juga terkontaminasi oleh bahasa dan diferensialitas tanda-tanda. Derrida mengoperasikan differance untuk membedah kelemahan internal dari metafisika Barat. Namun, pengaruh dari differance juga melebar ke institusi-institusi pengetahuan lainnya yang membentuk nalar epistemik dari setiap pemikiran yang baku, tertutup, dan final. Differance menjadi anasir yang tak terelakkan dalam setiap disiplin keilmuan. Setiap membangun suatu asumsi, akan selalu ada differance. Sistem-sistem pemikiran dibangun di atas "teks" dan beroperasi dengan cara kerja teks, tak dapat menghindar dari differance. Hadirnya differance juga menggerakkan seluruh permukaan teks yang terlihat datar dengan memfungsikan kembali "logika permainan" yang direpresi oleh logika yang dominan. "Kebenaran", makna, atau referens dalam teks tidak menjadi prioritas utama yang dicari. Hal tersebut dialami lebih sebagai proses. Kehadiran differance, secara terus-menerus mempertanyakan asumsi-asumsi yang mapan dan mengujinya dengan kemungkinan-kemungkinan baru yang lebih radikal, paradoksal, atau bahkan PenyusunMkd Iain Sunan AmpelSurabayaTim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya. Pengantar Filsafat, Surabaya IAIN SA Press, Muhammad In'am. Menuju Pemikiran Filsafat. Malang, UIN-Maliki Press Filsafat Bandung PT. Refika AditamaInu SyafiieKencanaSyafiie, Inu Kencana. Pengantar Filsafat Bandung PT. Refika Aditama, 2007.

induk dari segala pengetahuan tts